Total Tayangan Halaman

Sabtu, 09 Juli 2011

Bimbingan Karier

Bimbingan Karier SMA

Bimbingan Karier di SMA diarahkan pada :
1. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
2. Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya dan karier yang hendak dikembangkan pada khususnya.
3. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan SMTA.
5. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.
6. Khusus untuk Sekolah Menengah Kejuruan; pelatihan diri untuk keterampilan kejuruan khusus pada lembaga kerja (instansi, perusahaan, industri) sesuai dengan program kurikulum sekolah menengah kejuruan yang bersangkutan. (Muslihudin, dkk, 2004)

Bimbingan Karier di SLTP

Bimbingan karir di SLTP merupakan proses bantuan yang dberikan oleh konselor sekolah kepada siswa dalam rangka pemberian informasi karir dan pekerjaan sehingga muncul kesadaran pada diri siswa untuk memilih pekerjaan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki.
Karakteristik siswa di SLTP, adalah:
1. Siswa berusia antara 12/13 - 15/16 tahun.
2. Tugas-tugas pokok perkembangan yang harus dicapai anak , yaitu:
a. mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karir.
b. mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk pendidikan lanjutan.
c. mengenal gambaran dan mengembangkan sikap pribadi yang mandiri.
d. mengarahkan diri pada peranan sosial sebagai pria atau sebagai wanita.
3. Perkembangan kemampuan berpikir anak sudah pada tahap operasional formal, dimana anak sudah mulai berpikir secara abstrak, namun masih perlu bantuan dengan contoh-contoh konkrit dalam kehidupan sehari-hari.
4. Konsep belajar sudah mulai berkembang pada tahap pemahaman, dimana setiap informasi/konsep atau peristiwa belajar dapat dicerna oleh aspek kognitifnya sehingga mereka memperoleh pemahaman diri yang lebih baik.
5. Berada pada tahap perkembangan remaja, sedang mengalami masa pubertas dan mencari identitas diri.
Tujuan umum bimbingan karir di SMP/SLTP adalah memberikan kesempatan pada siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam suatu proses yang dapat mengungkapkan berbagai macam karir. Melalui proses tersebut diharapkan siswa menyadari dirinya, kemampuannya, dan hubungan antara keduanya dengan berbagai karir dalam masyarakat. Tujuan khusus bimbingan karir di SMP adalah:
1. Memahami lebih tepat tentang keadaan dan kemampuan diri para siswa.
2. Membina kesadaran terhadap nilai-nilai yang ada pada diri pribadi siswa.
3. Mengenal berbagai jenis sekolah lanjutan tingkat menegah atas (SMA/MA).
4. Mengenal berbagai jenis pekerjaan.
5. Memberi penghargaan yang obyektif dan sehat terhadap dunia kerja.
Fungsi bimbingan karir di SMP adalah:
  1. Memberikan arahan kepada siswa agar mempunyai wawasan awal yang objektif tentang pendidikan lanjutan dan lapangan pekerjaan
  2. Memberikan bekal tambahan dalam melalui masa peralihan yang sistematis dari status siswa menjadi anggota masyarakat yang produktif.
  3. Memberikan kesempatan untuk mengenal serta membina sikap, minat, dan nilai terhadap dunia kerja.
Ada lima materi pokok bimbingan karir di SMP/SLTP, yaitu:
  1. Pengenalan konsep diri berkenaan dengan bakat dan kecenderungan pilihan karir/jabatan serta arah pengembangan karir.
  2. Pengenalan bimbingan karir khususnya berkenaan dengan pilihan pekerjaan.
  3. Orientasi dan informasi jabatan dan usaha untuk memperoleh penghasilan.
  4. Pengenalan berbagai jenis lapangan pekerjaan yang dapat dimasuki tamatan SMP.
  5. Orientasi dan informasi pendidikan menengah sesuai dengan cita­-cita melanjutkan pendidikan dan pengembangan karir.
Bimbingan karir di SMP merupakan kelanjutan dari bimbingan karir di SD, melalui guru pembimbing siswa mendapatkan berbagai informasi tentang karir sehingga dapat membina sikap dan apresiasinya terhadap jenis pendidikan, jenis pekerjaan, dan menelusuri hubungan antara kerja dan waktu luang, memperluas minat kerja, serta memberikan berbagai informasi tentang pekerjaan sehingga memunculkan kesadaran siswa untuk menentukan pilihan pekerjaannya dimasa datang sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

Jenis-jenis Bimbingan Konseling

enis – jenis Bimbingan dan Konseling

Bimbingan akademik

Bertujuan:
  1. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
  2. Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
  3. Memiliki keterampilan belajar yang efektif.
  4. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan belajar/pendidikan.
  5. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
  6. Memiliki keterampilan membaca buku.

Bimbingan pribadi/social

Bertujuan:
  1. Mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.
  2. Memiliki pemahaman ttg irama kehidupan yg bersifat fluktuatif (antara anugrah dan musibah) dan mampu meresponnya dg positif.
  3. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif
  4. Memiliki sikap respek thd diri sendiri
  5. Dapat mengelola stress
  6. Mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang diharamkan agama
  7. Memahami perasaan diri dan mampu mengekspresikannya secara wajar
  8. Memiliki kemampuan memecahkan masalh
  9. Memiliki rasa percaya diri
  10. Memiliki mental yang sehat

Bimbingan karier

Bertujuan:
  1. Memiliki pemahaman tentang sekolah-sekolah lanjutan.
  2. Memiliki pemahaman bahwa studi merupakan investasi untuk meraih masa depan.
  3. Memiliki pemahaman tentang kaitan belajar dengan bekerja.
  4. Memiliki pemahaman tentang minat dan kemampuan diri yang terkait dengan pekerjaan.
  5. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir.
  6. Memiliki sikap positif terhadap pekerjaan.
  7. Memiliki sikap optimis dalam menghadapi masa depan.
  8. Memiliki kemauan untuk meningkatkan kemampuan yang terkait dg pekerjaan.

Bimbingan keluarga

Bertujuan:
  1. Memiliki sikap pemimpin dalam keluarga
  2. Mampu memberdayakan diri secara produktif
  3. Mampu menyesuaikan diri dengan norma yang ada dalam keluarga
  4. Mampu berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.

Tujuan diberikannya layanan Bimbingan dan Konseling
  1. Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku
  2. Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek nilai dan berani menghadapi resiko.
  3. Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri.
  4. Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif.
  5. Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalamberinteraksi dengan orang lain.
  6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam kehidupan sosial
  7. Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif
  8. Memperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan kehidupan yang semakin kompetitif.
  9. Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang mendukung pilihan karir.
  10. Meyakini nilai-nilai yg terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yg bermartabat.

Proses Konseling

Proses Konseling
Cormier & Hackey (dalam Gibson & Mitchell, 1995:143) mengidentifikasi empat tahapan proses konseling yakni membangun hubungan, identifikasi masalah dan eksplorasi, perencanaan pemecahan masalah, aplikasi  solusi dan pengakhiran. Sedangkan Prayitno (1998:24) menyebutkan bahwa ada lima tahap proses konseling yakni pengantaran, penjajagan, penafsiran, pembinaan dan penilaian. Soli Abimanyu dan M. Thayeb Manrihu (1996) mengklasifikasikan konseling perorangan kepada lima tahap yang diawali dari pengembangan tata formasi dan iklim hubungan konseling awal, eksplorasi masalah, mempersonalisasi, mengembangkan inisiatif, mengakhiri dan menilai konseling.
Berdasarkan pendapat ketiga ahli di atas, terdapat kesamaan pentahapan dalam konseling perorangan. Dapat disimpulkan bahwa proses konseling perorangan dilakukan dalam lima tahap yakni tahap pengantaran, penjajagan, penafsiran, pembinaan dan penilaian. Adapun teknik-teknik yang dipakai dalam membentuk dan menyelenggarakan proses konseling pada umumnya disebut teknik umum. Sedangkan teknik khusus yaitu teknik-teknik yang diterapkan untuk membina kemampuan tertentu pada diri klien (Prayitno, 1998:28).
KEPUSTAKAAN
Gibson, R.L. & Mitchell, M.H. 1995. Introduction to Guidance. New York: Macmillan Publisher.
Prayitno. 1998.  Konseling Pancawaskita. Padang: FIP

ANALISIS TRANSAKSIONAL

Oleh Wahid Suharmawan

Dalam setiap hubungan dan interaksi dengan berbagai tingkatan dan perbedaan latar belakang, mengetahui ego state adalah sebuah langkah yang sangat ideal. Mengetahui egostate lawan bicara akan membuat kita menggunakan bahasa yang se visi dengan lawan bicara kita, Ada 3 egostate yang akan dibahas dalam posting kali ini, pertama adalah egostate anak, kedua adalah egostate dewasa dan ketiga adalah egostate orang tua.
 
Setiap egostate terwakili oleh beberapa symbol yang melambangkan kekuatan karakter atau sifat dari individu dengan egostate tertentu. Anak bisa berada dalam tahap egostate anak, dewasa bahkan orang tua. Anak yang memiliki egostate anak maka dia akan menggunakan bahasa paedagogik, bahasa anak - anak dengan tingkat ketajaman analisa yang rendah, segala hal dilihat dari segi penampilan dan fisik belum dinilai dari segi kualitas. Seorang anak memilih baju maka warna, kemudian sablon, menjadi bahan pertimbangan pertama, meskipun merknya lebih branding menurut orang dewasa jika warnanya tidak atrractive maka anak kurang tertarik, secara fisik mereka melihat kaos dari sudut luar bukan dari kenyamanan. Anak yang beregostate dewasa mulai menggunakan analisis dalam menilai sesuatu, jika saya mencubit teman saya maka dia akan balas mencubit saya. Anak dengan egostate dewasa bisa terbentuk karena urutan dalam kelahiran, pengalaman dan kejadian hidup. Pengasuhan orang tua dll.

Anak dengan egostate orang tua maka dia akan menampilkan kesan bijaksana dalam melakukan segala sesuatu, Tidak usah bertengkar sekarang kita main yang lain aja yuk .. yang penting teman - teman bisa main bersama, kalo PS khan cuma 2 orang, sementara kita khan 7 orang. Selain kematangan secara emosi pada umur anak - anak, mereka lebih kebal terhadap tekanan mental yang menimpa mereka, bisa terjadi karena secara continue mereka mendapatkan cara asuh yang benar, mereka mampu menempatkan diri secara wajar dalam segala situasi, bahkan terlihat berwibawa dikalangan anak - anak.

Dewasa dengan egostate anak. Kebayang gak sih orang berusia sekitar 28 tahun tapi tingkahnya kaya anak SMP, masih sering urakan, masih sering cari perhatian, masih sering bertingkah laku seenaknya sendiri seperti tidak sadar kalau dia sudah besar.. perilakunya nyaris seperti anak usia belasan tahun, dalam bertutur dan berperilaku masih seperti anak ABG yang demen istilah gaul, memakai aksesoris gaul, jangankan diajak debat, diajak diskusi pasti pengen menang sendiri, maklum anak - anak. Dewasa dengan egostate dewasa, alias sesuai dengan porsinya, tidak mudah terpancing emosi tapi juga belum begitu bijak, dalam melakukan segala hal masih menggunakan logika dan akal sehat belum dengan olah jiwa dan olah rasa, Segala hal dilihat dengan rasionalisasi. Bahkan untuk perbuatan buruk sekalipun akan dirasionalisasi sebagai kebenaran.

Dewasa sebagai orang tua, dalam usia muda sudah bisa menuntun orang lain menuju ke arah yang lebih baik, bisa karena kedalaman ilmu, bisa pula karena ketinggian dari filosofi yang dia pahami, bisa terbentuk karena pengalaman hidup dan interaksi dengan orang - orang yang bijaksana. Dengan penuh pertimbangan semua ucapan dan perilaku dia lakukan dengan sangat hati - hati, bahkan dia memegang pepatah jawa, digdoyo tanpo aji, menang tanpo ngasorake dan nglurug tanpo bolo atau menang tanpa ilmu tenaga dalam, menang tanpa harus mengalahkan, dan mendatangi musuh tanpa banyak teman.

Orang tua dengan egostate anak, wah ini jelas bahaya, bisa rebutan acara televisi dengan anaknya, rebutan pergi ke kamar mandi dengan anak, bahkan jika anak berani mengambil makan duluan bisa dihukum gak boleh makan. Orang tua egostate dewasa bertingkah lebih tenang tapi masih belum bijak, sering melakukan segalanya dengan pertimbangan rasio dan akal sehat jika anaknya mencintai seseorang maka latar belakang pekerjaan selalu menjadi bahan kajian utama, keturunan kyai atau keturunan preman diperhatikan dengan seksama. Orang tua yang beregostate orang tua maka ini adalah pemimpin dalam segala situasi, jangankan marah. Ketika segala sesuatu tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan maka dia akan menyusun rencana bagaimana mengubah kejadian tersebut agar menjadi lebih baik, jangan harap orang tua dengan egostate orang tua menyalahkan orang lain. Dengan kebijaksanaan dan kematangan berfikirnya maka dia mampu menyelesaikan masalah tanpa masalah. Jika anda menemukan seorang ulama besar karismatik maka dia berada dalam orang tua dengan egostate orang tua. Apakah anda sudah sadar di posisi mana anda berada?
Sumber: http://konselorindonesia.blogspot.com

Fungsi Konseling

Adapun fungsi konseling adalah sebagai berikut:
  • Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya.
  • Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya.

  • Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.
  • Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
  • Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
  • di kutip dari : www.konselingindonesia.com

Pengertian Bimbingan dan Konseling

Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata yaitu bimbingan dan konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang didalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer & Stone (1966:3) menemukakan bahwa guidance berasal kata guide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan).